Manajemen ASI Perah
DOI:
https://doi.org/10.46984/978-623-94453-9-3-1454Abstract
WHO menetapkan bahwa ASI adalah standar emas untuk makanan bayi. Memberikan ASI secara eksklusif efektif untuk memastikan kesehatan dan kelangsungan hidup anak. Oleh karena itu, dihimbau untuk melakukan inisiasi menyusu dini dan dilanjutkan dengan memberikan ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. ASI ekslusif adalah memberikan ASI kepada bayi dari dilahirkan sampai berusia 6 bulan tanpa adanya penambahan makanan lainnya, kecuali obat, vitamin dan mineral. Tujuan pemberian ASI Eksklusif adalah melindungi bayi dari risiko infeksi akut seperti diare, pneumonia, infeksi telinga, haemophilus influenza, meningitis dan infeksi saluran kemih. ASI Ekslusif juga melindungi bayi dari penyakit kronis di masa depan seperti diabetes melitus tipe 1. Menyusui bayi juga berhubungan dengan penurunan tekanan darah dan kolesterol serum total, penurunan prevalensi diabetes melitus tipe 2 dan juga obesitas saat remaja dan dewasa. Sementara bagi ibu, menyusui dapat menunda kembalinya kesuburan dan mengurangi risiko perdarahan pasca melahirkan, kanker payudara, pra-menopause dan kanker ovarium. ASI Ekslusif enam bulan penuh, akan mengurangi kemungkinan ibu untuk hamil lebih dini. Ibu yang menyusui dengan ASI biasanya juga lebih cepat mengembalikan postur tubuhnya seperti sebelum hamil. Selain itu juga mengurangi kemungkinan kerapuhan pada tulang ibu. Beberapa ibu menyusui mempunyai produksi ASI yang melimpah sehingga perlu dilakukan tindakan agar ASI tidak terbuang percuma. Selain itu, ada ibu yang tidak dapat memberikan ASI secara langsung, seperti ibu yang mempunyai masalah kesehatan dan ibu yang bekerja di luar rumah. Selain kondisi umum tersebut, saat ini sedang terjadi pandemi COVID-19 yang berlangsung global di seluruh dunia. Ibu yang positif terjangkit COVID-19 tentunya merasakan kebingungan tentang bagaimana cara memberikan ASI kepada bayi tanpa menularinya. Oleh itulah, diperlukan suatu protokol kesehatan tentang cara pemberian ASI eksklusif yang aman. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan tindakan pemberian ASI perah (ASIP) agar bayi mendapatkan ASI secara optimal. Diperlukan prosedur memerah ASI yang benar dan higienis serta cara penyimpanan ASIP dan pemberian ASIP yang tepat kepada bayi.
References
Ambarwati, E. R. & Wulandari, D. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas. (Mitra Cendikia Press).
Asri, P., Rosydah, B. M., Maharani, A., & Arfianto, A. Z. (2018). Manajemen Asi Perah Untuk Kesehatan Balita. Jurnal Cakrawala Maritim, 1(1), 29–35. https://doi.org/10.35991/cakrawalamaritim.v1i1.430
Batubara, N. (2016). Sukses Menyusui bagi Ibu Bekerja. https://www.aimi-asi.org/
Gartner, L. M., Morton, J., Lawrence, R. A., Naylor, A. J., O’Hare, D., Schanler, R. J., & Eidelman, A. I. (2005). Breastfeeding and the use of human milk. Pediatrics, 115(2), 496–506.
IDAI. Ikatan Dokter Anak Indonesia, (2014). Rekomendasi No.: 006/Rek/PP IDAI/V/2014 tentang Rekomendasi Memerah dan Menyimpan Air Susu Ibu.
Indonesian Child Doctor & Association. (2020). Clinical Guideline Management of COVID-19 in Children.
Kampf, G., Todt, D., Pfaender, S., & Steinmann, E. (2020). Persistence of coronaviruses on inanimate surfaces and their inactivation with biocidal agents. Journal of Hospital Infection, 104(3), 246–251.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Mari Dukung Menyusui dan Bekerja.
Kresnawati, W. (2020). Pemberian ASI di masa Pandemi COVID-19. https://www.ibi.or.id
Moro, G. E., & Bertino, E. (2020). Breastfeeding, human milk collection and containers, and human milk banking: hot topics during the COVID-19 pandemic. Journal of Human Lactation, 36(4), 604–608.
Mufdlilah, M. (2017). BUKU PEDOMAN PEMBERDAYAAN IBU MENYUSUI PADA PROGRAM ASI EKSKLUSIF. Universitas’ Aisyiyah Yogyakarta.
Novayelinda, R. (2012). Telaah literatur: pemberian asi dan ibu bekerja. Jurnal Ners Indonesia, 2(2), 177–184.
Nurhayati, F., & Nurlatifah, S. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pemberian ASI Perah Dengan Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah dalam Jurnal Bidan Vol. 4 No. 2. Cimahi: Jurnal Bidan.
PP No. 33 tahun 2012 Tentang ASI Eksklusif.
Pramana, C., Suwantoro, J., Sumarni, N., Kumalasari, M. L. F., Selasih Putri Isnawati, H., Supinganto, A., Ernawati, K., Sirait, L. I., Staryo, N., Nurhidayah, & Dwiyono, K. (2020). Breastfeeding in postpartum women infected with COVID-19. International Journal of Pharmaceutical Research, 12(4), 1857–1862. https://doi.org/10.31838/ijpr/2020.12.04.265
Pujiastuti, N. (2019). Pemberdayaan keluarga sebagai personal reference pada ibu menyusui eksklusif. Forikes.
Sari, P. N. (2017). Meningkatkan Kesuksesan Program Asi Eksklusif Pada Ibu Bekerja Sebagai Upaya Pencapaian Mdgs. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 9(2), 93–97.
Van Doremalen, N., Bushmaker, T., Morris, D. H., Holbrook, M. G., Gamble, A., Williamson, B. N., Tamin, A., Harcourt, J. L., Thornburg, N. J., & Gerber, S. I. (2020). Aerosol and surface stability of SARS-CoV-2 as compared with SARS-CoV-1. New England Journal of Medicine, 382(16), 1564–1567.
WHO. (2019). Breastfeeding. https://www.who.int/westernpacific/health-topics/breastfeeding.