Peran Keluarga Terhadap Perilaku Ibu Menyusui
DOI:
https://doi.org/10.46984/978-623-94453-9-3-1455Abstract
Pada saat di dalam kandungan bayi mendapatkan nutrisi dari ibu dengan mengkonsumsi makanan sehat yang memiliki kandungan gizi tinggi kemudian diberikan kepada bayi melalui placenta. Ketika dilahirkan bayi mendapatkan nutrisi hingga 6 bulan melalui pemberian air susu ibu atau ASI yang dikenal dengan pemberian ASI eksklusif. ASI mengandung semua zat gizi yang baik dan dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh kembang yang optimal (Tedjasaputra, 2010). Pemberian ASI ekslusif yaitu hanya memberikan ASI tanpa makanan dan minuman lain kepada bayi selama 6 bulan. ASI eksklusif kepada bayi hingga berumur 6 bulan sangat dianjurkan dan mulai mengenalkan makanan pendamping ASI setelah usia 6 bulan, lalu pemberian ASI dilanjutkan hingga dua tahun atau lebih (Kramer, Michael S, 2004). Hal ini juga diatur melalui Kepmenkes RI No. 450/Menkes/SK/IV/2004 dengan menetapkan target pemberian ASI eksklusif 6 bulan sebesar 80% (Kemenkes, 2004). Menurut data Kementerian Kesehatan Indonesia target pemberian ASI eksklusif pada tahun 2010-2013 masih sangat rendah. Target ASI eksklusif sebesar 80% tidak tercapai dengan data pada tahun 2013 angka cakupan ASI eksklusif hanya mencapai 15,30%. Banyak faktor yang dapat menyebabkan rendahnya pemberian ASI eksklusif kepada bayi, salah satunya yaitu dukungan keluarga, terutama suami yang dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam proses pemberian ASI eksklusif. Dalam praktiknya banyak suami yang menganggap bahwa menyusui adalah urusan ibu dengan bayinya, tanpa diketahui bahwa dukungan ini dapat menimbulkan rasa nyaman dan percaya diri pada ibu yang mengakibatkan produksi ASI meningkat serta rasa nyaman selama menyusui (Sartono, A dan Hanik Utaminingrum, 2012). Anak dengan kebutuhan ASI eksklusif yang tidak terpenuhi akan mengalami gangguan terhadap tumbuh kembangnya, seperti rentan mengalami masalah kelebihan berat badan, penyakit kardiovaskular, berkurangnya kecerdasan, serta frekuensi penyakit infeksi gastrointestinal yang lebih tinggi (Horta BL dkk, 2015). Pemberian gizi yang tepat dan seimbang bagi anak sejak lahir akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa depan. Sehingga, diperlukan perhatian dari keluarga terutama para orang tua untuk memperhatikan asupan gizi bagi anak sejak bayi dilahirkan (Kriselly, 2012).
References
Asmarasari, B., & Astuti, R. S. (2019). ANALISIS PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI KOTA SEMARANG (STUDI KASUS PUSKESMAS GENUK). Journal of Public Policy and Management Review, 8(4), 267–279.
Destyana, R. M., Angkasa, D., & Nuzrina, R. (2018). Hubungan peran keluarga dan pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI di Desa Tanah Merah Kabupaten Tangerang. Indonesian Journal of Human Nutrition, 5(1), 41–50.
Horta, B. L., Loret de Mola, C., & Victora, C. G. (2015). Breastfeeding and intelligence: a systematic review and meta‐analysis. Acta Paediatrica, 104, 14–19.
Ichsan, B., Salimo, H., & Soebijanto, H. A. A. (2015). Keefektifan program kelompok pendukung ibu dalam mengubah perilaku ibu menyusui. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 186–194.
Istianah, N. Z., Masruroh, N., & Lestari, Y. N. (2020). Peran Dukungan Keluarga terhadap Praktik Pemberian ASI Eksklusif (Studi di Desa Ketapang Laok Kecamatan Ketapang Kabupaten Sampang Madura). Sport and Nutrition Journal, 2(1), 34–40.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 450/Menkes/SK IV/2004 tentang pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi di Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kramer, M. S., & Kakuma, R. (2004). The optimal duration of exclusive breastfeeding. Protecting Infants through Human Milk, 63–77.
Kristiyanasari, Weni. (2011. ASI, Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika
Maramis, SI., Marjes Tumurang, Angela F.C Kalesaran. (2017). “Peran Petugas Promosi Kesehatan Pengetahuan Ibu Dan Dukungan Keluarga Dalam Meningkatkan Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara”. Jurnal KESMAS Universitas Sam Ratulangi. Vol. 6 No.4
Mayasari, S. I. (2018). MODEL EDUKASI FAMILY CENTERED MATERNITY CARE (FCMC) DALAM KEBERHASILAN IBU MENYUSUI BERBASIS PELAYANAN HOMECARE DI DESA SAMBIGEDE KEC. SUMBERPUCUNG. WARTA BHAKTI HUSADA MULIA: Jurnal Kesehatan, 5(2).
Nurlinawati, Sahar J, Permatasari H. (2016). “Dukungan Keluarga terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Kota Jambi”. Jambi Medical Journal (JMJ). Vol. 4 No.1: 76- 86
Roesli, U. (2011). Mengenal ASI Ekslusif. Surabaya : Niaga Swadaya
Sartono, A., & Utaminingrum, H. (2012). Hubungan Pengetahuan Ibu, Pendidikan Ibu dan Dukungan Suami dengan Praktek Pemberian Asi Eksklusif di Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Telogosari Kota Semarang. Jurnal Gizi, 1(1).
Sitopu, S. D., & Simamora, M. E. (2019). PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI PUSKESMAS HELVETIA KOTA MEDAN. JURNAL DARMA AGUNG HUSADA, 5(1), 33–45.
Tedjasaputra. (2010). Pemberian ASI Eksklusif : Suatu Tinjauan dari Sudut Psikologi
Ulfa, M., & Tisnawati, I. N. (2016). Persiapan Menyusui Menurunkan Kejadian Putting Susu Lecet pada Ibu Nifas di Puskesmas Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 3(3), 242–246.
Yoga, D. S., Suarmini, N. W., & Prabowo, S. (2015). Peran keluarga sangat penting dalam pendidikan mental, karakter anak serta budi pekerti anak. Jurnal Sosial Humaniora (JSH), 8(1), 46–54.
UNICEF. Physiology in Childbearing (3rd edn). (2009). Edinburg: Elsevier.