NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MADURA DALAM KUMPULAN CERPEN CELURIT HUJAN PANAS KARYA ZAINUL MUTTAQIN SEBAGAI MATERI AJAR BIPA

Authors

DOI:

https://doi.org/10.46984/sebatik.v26i1.1841

Keywords:

kearifan lokal, kumpulan cerpen, materi ajar BIPA.

Abstract

Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing atau yang populer disebut BIPA menjadi sebuah upaya yang dilakukan oleh lembaga pemerintah dan juga lembaga pendidikan untuk mengenalkan dan mempopulerkan bahasa Indonesia di kancah dunia. Beragam kekayaan dari Indonesia menjadi daya tarik bagi Penutur Asing, khususnya budaya Indonesia yang sudah terkenal di dunia menjadi salah satu senjata yang digunakan dalam memperkenalkan bahasa Indonesia. BIPA dan nilai-nilai dalam kebudayaan menjadi  kombinasi pada penelitian ini. Penelitian ini mempunyai tujuan guna mendeskripsikan unsur kearifan lokal dari kebudayaan Madura yang terkadung dalam kumpulan cerita pendek berjudul Celurit Hujan Panas karya Zainul Muttaqin serta menjadikannya sebagai tambahan materi ajar BIPA di tingkat C1 dan C2. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu berupa deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak, teknik catat, dan memadukannya dengan kepustakaan yang sesuai. Kearifan lokal yang terkadapat dalam kumpulan cerpen Celurit Hujan Panas ini antara lain: nilai kebudayaan, nilai kepercayaan, dan nilai sosial. Dari sejumlah nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di dalam kumpulan cerpen ini juga dapat menjadi alternatif bahan ajar dalam proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, salah satunya untuk bahan ajar BIPA. Pada pembelajaran BIPA ini, suatu materi ajar BIPA dapat disusun berdasarkan nilai kearifan lokal yang tekandung di dalam cerita pendek yang berfungsi sebagai pengantar kebudayaan, khususnya kebudayaan Madura sebagai tambahan keterampilan bahasa peserta didik BIPA.

Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing atau yang populer disebut BIPA menjadi sebuah upaya yang dilakukan oleh lembaga pemerintah dan juga lembaga pendidikan untuk mengenalkan dan mempopulerkan bahasa Indonesia di kancah dunia. Beragam kekayaan dari Indonesia menjadi daya tarik bagi Penutur Asing, khususnya budaya Indonesia yang sudah terkenal di dunia menjadi salah satu senjata yang digunakan dalam memperkenalkan bahasa Indonesia. BIPA dan nilai-nilai dalam kebudayaan menjadi  kombinasi pada penelitian ini. Penelitian ini mempunyai tujuan guna mendeskripsikan unsur kearifan lokal dari kebudayaan Madura yang terkadung dalam kumpulan cerita pendek berjudul Celurit Hujan Panas karya Zainul Muttaqin serta menjadikannya sebagai tambahan materi ajar BIPA di tingkat C1 dan C2. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu berupa deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak, teknik catat, dan memadukannya dengan kepustakaan yang sesuai. Kearifan lokal yang terkadapat dalam kumpulan cerpen Celurit Hujan Panas ini antara lain: nilai kebudayaan, nilai kepercayaan, dan nilai sosial. Dari sejumlah nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di dalam kumpulan cerpen ini juga dapat menjadi alternatif bahan ajar dalam proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, salah satunya untuk bahan ajar BIPA. Pada pembelajaran BIPA ini, suatu materi ajar BIPA dapat disusun berdasarkan nilai kearifan lokal yang tekandung di dalam cerita pendek yang berfungsi sebagai pengantar kebudayaan, khususnya kebudayaan Madura sebagai tambahan keterampilan bahasa peserta didik BIPA.

References

Ardyansyah. (2012). Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Coleman, S., & Watson, H. (2005). Pengantar Antropologi. Penerbit Nuansa.
Defina. (2017). Bentuk Tugas dan Evaluasi Empat Keterampilan Berbahasa pada Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). Dialektika, 4(2).
Farida, N., & Andalas, E. F. (2019). Eksistensi Kearifan Lokal Maduradi Era Modern dalam Celurit Hujan Panas Karya Zainul Muttaqin. Atavisme, 22(2).
Faruk. (2012). Mertode Penelitian Sastra. Pustaka Pelajar.
Hasanah, & et all. (2019). Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Keterampilan Membaca pada Mahasiswa Tingkat Dasar di IAIN Surakarta. Dialektika2, 6(2).
Hasanuddin, W. S. (2015). Kearifan Lokal dalam Tradisi Lisan Kepercayaan Rakyat Ungkapan Larangan Tentang Kehamilan, Masa Bayi, dan Kanakkanak Masyarakat Minangkabau Wilayah Adat Luhak Nan Tigo. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 1(2), 198–204.
Herdiawati, N., & Isnaniah, S. (2020). Unsur Budaya dalam Kumpulan Cerpen Martabat Kematian Karya Muna Masyari sebagao Materi Ajar BIPA. Dialektika, 7(2), 118–135.
Hiryanto, & Fathiyah, K. N. (2013). Identifikasi Kearifan Lokal dalam Memahami Tanda-tanda Bencana Alam pada Insan Usia Lanjut di Daerah Istimewa Yogyakarta. Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial, 453–462.
Jannah, M. (2019). SENASBASA (Seminar Nasional Bahasa dan Sastra. Prosiding Seminar Nasional Bahasa Dan Sastra Indonesia (SENASBASA), 3(2). http://research-report.umm.ac.id/index.php/
Jari, D. (2016). Cara Mudah Belajar dan Mengajarkan Sastra. Laksita Indonesia.
Kasmi, H. (2019). Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Novel Tempat Paling Sunyi Karya Arafat Nur. Metamorfosa, 7(2).
Maknuna, L. L., Mustamar, S., & Ningsih, S. (2013). MANTRA DALAM TRADISI PEMANGGIL HUJAN DI SITUBONDO: KAJIAN STRUKTUR, FORMULA, DAN FUNGSI. Publika Budaya, 1(1), 1–15.
Mardhatillah, M. (2014). Perempuan Madura sebagai Simbol Prestise dan Pelaku Tradisi Perjodohan. Musawa, 13(2), 167–178.
Muttaqin, Z. (2019). Celurit Hujan Panas. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rachman, Ichsan, F., Andayani, & Suyitno. (2019). Culture Issues in Indonesian Language Learning for Foreign Speakers. International Journal of Education Research Review, 4(3).
Ratna, N. K. (2004). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Pustaka Pelajar.
Ratna, N. K. (2007). Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra: dari Strukturalisme hingga Postrukturalisme. Pustaka Pelajar.
Ratna, N. K. (2011). Antropologi Sastra: Peranan Unsur-unsur Kebudayaan dalam Proses Kreatif. Pustaka Pelajar.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Afabeta.
Sujarwa. (2005). Manusia dan Fenomena Budaya. Pustaka Pelajar.
Sumardjo, J., & Saini. (1986). Apresiasi Kesusastraan. PT. Gramedia.
Wardianto, B. S. (2021). Ketidakadilan Gender dalam Karya Sastra: Teori dan Implementasi pada Pembelajaran Cerita Pendek. CV. Trik Jitu.
Wellek, R., & Warren, A. (2016). Teori Kesusastraan. PT. Gramedia.
Winarni, R. (2009). Kajian Sastra. Widya Sari Press.

Published

2022-06-01

How to Cite

Nurlina, L. and Wardianto, B. S. (2022) “NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MADURA DALAM KUMPULAN CERPEN CELURIT HUJAN PANAS KARYA ZAINUL MUTTAQIN SEBAGAI MATERI AJAR BIPA”, Sebatik, 26(1), pp. 202–209. doi: 10.46984/sebatik.v26i1.1841.

Issue

Section

Articles