PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN DIGITALISASI PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI PERSPEKTIF PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK WILAYAH PERBATASAN
DOI:
https://doi.org/10.46984/sebatik.v26i2.1977Keywords:
Digitalisasi, Instrumen pengukuran, Pembelajaran, Sekolah dasar, Wilayah perbatasan, TeknologiAbstract
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengembangkan instrumen pengukuran tingkat kesiapan digitalisasi pembelajaran sekolah dasar yang ditinjau dari perspektif pendidik dan peserta didik di wilayah perbatasan mengingat alat ukur tingkat kesiapan digitalisasi pembelajaran belum ada sehingga solusi atau tindakan untuk mengentaskan ketertinggalan dan memeratakan digitalisasi pembelajaran masih sulit dilakukan. Sasaran utama dalam pengembangan instrumen ini adalah menciptakan alat ukur yang akurat sehingga dapat digunakan sebagai acuan evaluasi sekolah dalam merancang program pembelajaran berbasis digital. Menjawab dan mengikuti perkembangan zaman yang kian pesat seiring dengan pesatnya perkembangan digitalisasi. Pengembangan instrumen pengukuran tingkat kesiapan digitalisasi pembelajaran di jenjang sekolah dasar menjadi langkah awal bagi sekolah dalam pemerataan digitalisasi pendidikan. Penelitian ini dilakukan dengan mengusung konsep penelitian pengembangan. Lokasi dari penelitian ini adalah sekolah dasar yang berjumlah 4 sekolah dengan tingkat akreditasi yang berbeda yakni akreditasi A, akreditasi B, Akreditasi C, dan tidak terakreditasi. Data dikumpulkan melalui observasi, angket terbuka, wawancara dalam FGD. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Hasil analisis ini selanjutnya dikembangkan menjadi prototype awal yang selanjutnya diuji kelayakannya oleh 6 pakar. Berdasarkan hasil penelitian, ruang lingkup pengembangan instrumen menyasar pada kesiapan sekolah dengan ditandai adanya fasilitas penunjang pembelajaran digitalisasi, kompetensi guru serta kesiapan guru yang meliputi kemampuan guru dalam merancang, mengelola, dan mengevaluasi penggunaan digitalisasi, dan yang terakhir adalah pengalaman belajar siswa. Ruang lingkup tersebut menjadi gambaran utama di sebuah sekolah apakah sekolah tersebut dapat dikategorikan siap dalam memberikan pembelajaran berbasis digital.
References
Alsalhi, N. R., Eltahir, M. E., & Al-Qatawneh, S. S. (2019). The effect of blended learning on the achievement of ninth grade students in science and their attitudes towards its use. Heliyon, 5(9), e02424. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2019.e02424
Amarulloh, A., Surahman, E., & Meylani, V. (2019). Refleksi Peserta Didik Terhadap Pembelajaran Berbasis Digital. Metaedukasi, 1(1), 13–23.
Efendi, N. M. (2018). Revolusi Pembelajaran Berbasis Digital (Penggunaan Animasi Digital Pada Start Up Sebagai Metode Pembelajaran Siswa Aktif. Pendidikan,Sosiologi Dan Antropologi, 2(2), 173–182.
Gunawan, A. (2016). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Melalui Penggunaan Media Pendidikan Dalam Pembelajaran IPS SD. 03(02), 16–24.
Majir, A. (2019). Blended Learning Dalam Pengembangan Pembelajaran Suatu Tuntutan Guna Memperoleh Keterampilan Abad Ke-21. Sebatik, 23(2), 359–366. https://doi.org/10.46984/sebatik.v23i2.783
Muslik, A. (2019). Google Classroom sebagai Alternatif Digitalisasi Pembelajaran Matematika di Era Revolusi Industri 4.0. Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan Dan Keagamaan, 7(2), 246–255. https://doi.org/10.36052/andragogi.v7i2.98
Nugraha, D., & Anggraini, Y. (2019). Digitalisasi Pembelajaran di Sekolah Pedalaman (Implementasi Pembelajaran Berbasis Komputer di SD Bina Dharma Muara Tiga dan Kebun Sentral Sumatera Utara). Jurnal Pendidikan Dasar Setiabudhi, 3(1), 1–11. http://www.tjyybjb.ac.cn/CN/article/downloadArticleFile.do?attachType=PDF&id=9987
Plomp, T. (1997). Educational Design: Introduction. Desing of Education and Training (in Dutch). University of Twente.
Purnasari, P. D., & Sadewo, Y. D. (2021). Strategi Pembelajaran Pendidikan Dasar di Perbatasan Pada Era Digital. Jurnal Basicedu, 5(5), 3089–3100. https://doi.org/https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.1218
Ridha, M. (2019, January 29). Menjadi Guru Di Era Digital. Geotimes. https://geotimes.id/opini/menjadi-guru-di-era-digital-2/
Santika, R. R., Ramadhan, K., Andri, M., Solehuddin, A., & Juanita, S. (2019). Implementasi Game Edukasi Belajar Bahasa Inggris Dengan Metode Game Development Life Cycle Dan Pendekatan Taksonomi Bloom. Sebatik, 23(2), 392–402. https://doi.org/10.46984/sebatik.v23i2.788
Sudjana, N. (2017). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya.
Sunanjar, F. (2016). Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran. Kompasiana. https://www.kompasiana.com/mbie/58249571ee9273a5078b4568/pemanfaatan-tik-untuk-pembelajaran-sd
Wijayanti, I. D. (2011). Peningkatan Pendidikan Berbasis ICT. UIN Sunan Kalijaga.
Wulandari, R., Santoso, & Ardianti, S. D. (2021). Tantangan Digitalisasi Pendidikan bagi Orang Tua dan Anak di Tengah Pandemi Covid-19 di Desa Bendanpete. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(6), 3839–3851.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Authors retain all their rights to the published works, such as (but not limited to) the following rights; Copyright and other proprietary rights relating to the article, such as patent rights, The right to use the substance of the article in own future works, including lectures and books, The right to reproduce the article for own purposes, The right to self-archive the article