Analisis Kelayakan Investasi Modifikasi Konveyor dan Dermaga Bongkar Muat Batu Bara PLTU Sebalang 2 x 100 MW

Authors

  • Azwar Septian Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
  • Raissa Safira Utomo Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
  • Alfian Muhammad Reza Divisi Energi dan Pembangkit, PT PLN Enjiniring

DOI:

https://doi.org/10.46984/sebatik.v28i1.2384

Keywords:

Kelayakan Proyek, Net Present Value, Internal Rate of Return, Payback Period, Batu Bara.

Abstract

PLTU Sebalang merupakan pembangkit listrik milik PT PLN (Persero) dengan kapasitas 2 x 100 MW. Pembangkit ini merupakan salah satu andalan kelistrikan untuk sistem sumatera bagian selatan. Pembangkit ini beroperasi sejak tahun 2012. Dengan kapasitas 200 MW kebutuhan batubara yang diperlukan adalah 144,000 ton / bulan. Pembangkit ini mendapat supplai bahan bakar batu bara melalui jetty yang didesain untuk kapal 10,000 DWT. Diperlukan 15 kali trip kapal 10,000 DWT dalam sebulan atau sekitar 3-4 kapal perminggu untuk mencukupi kebutuhan PLTU dalam sebulan. Sistem pembongkaran batu bara dari dermaga menuju PLTU hanya memiliki 1 jalur conveyor dengan kecepatan rata-rata 200-300 ton per jam. Kondisi ini mengakibatkan bongkar muat untuk 1 kapal tongkang memerlukan waktu 2,5 – 3 hari, jika dibiarkan tanpa ada penanganan PLTU akan kehabisan bahan bakar. Untuk mengatasi kekurangan batubara, PLTU Sebalang menyewa armada truk dan dermaga milik PEMDA setempat untuk membantu bongkar muat dan pengangkutan batu bara dengan biaya masing-masing Rp 15.000/ton dan Rp 20.000/ton untuk separuh dari total pengiriman. Diperlukan solusi seperti investasi untuk modifikasi jalur konveyor batu bara dan ship unloader pada dermaga PLTU dengan kapasitas yang lebih baik dari eksisting untuk mempercepat pembongkaran dan batu bara. Untuk memastikan bahwa investasi yang dilakukan layak, maka perlu dilakukan analisis kelayakan investasi yang pada studi ini digambarkan oleh perhitungan NPV, IRR, dan Payback Period (PP). Terdapat dua opsi investasi, yaitu, opsi dengan kehandalan sedang atau opsi 1 dan opsi dengan kehandalan tinggi atau opsi 2. Opsi 2 memiliki nilai investasi yang lebih besar yaitu 240 miliar rupiah atau 35 miliar lebih tinggi dari opsi 1. Berdasarkan hasil analisis finansial, opsi 1 memiliki nilai NPV adalah 671,6 miliar rupiah. Kemudian nilai IRR yang didapat adalah 19,16% dimana lebih besar dari nilai WACC yang ditetapkan yaitu 9,5%. Investasi yang dikeluarkan memiliki PP pada tahun kelima. Untuk opsi 2 nilai hasil perhitungan finansial sedikit bergeser menjadi 636,6 miliar rupiah, 15,06% IRR, dan PP pada tahun keenam. Penggunaan opsi 1 akan lebih baik secara finansial jika dilihat dari parameter NPV, IRR, dan PP. Namun demikian, terkait dengan mitigasi risiko kegagalan operasi, opsi 2 adalah pilihan yang tepat. Perlu diketahui dalam kasus kegagalan operasi, akan timbul adanya biaya tambahan untuk melakukan perbaikan. Oleh karena itu, terdapat kemungkinan bahwa penggunaan opsi 1 tidak cukup secara operasional dan menyebabkan opsi 2 lebih baik secara opsi 1 secara finansial.

References

Babcock & Wilcox. (2021). Steam Generation Overview. Dalam STEAM ITS GENERATION AND USE (Edisi 42).

Bhakti, H., Setiawan, B. I., & Soeroto, W. M. (2021). ANALISA KELAYAKAN INVESTASI SPBU MIKROSITE INDOMOBIL DI DESA GRAJAGAN. Sebatik, 25(2), 296–302. https://doi.org/10.46984/sebatik.v25i2.1547

Gawron, E., Sika, R., & Rogalewicz, M. (2023). Optimization of the Conveyor Line System Using Computer Simulation on the Example of a Modern Warehouse. Advances in Science and Technology Research Journal, 17(1), 304–314. https://doi.org/10.12913/22998624/159103

Giatman, M. (2006). EKONOMI TEKNIK. Rajawali Pers.

Hedianto, D., & Daryanto, W. M. (2019). THE ANALYSIS OF CAPITAL BUDGETING MODEL FOR THE OVERLAND CONVEYOR AND SHIP LOADING FACILITIES PROJECT OF PT ABC. International Journal of Business, Economics and Law, 19, 1.

Hiswandi, M. F., Iswahyudi, F., & Soeroto, W. M. (2023). Analisis Kelayakan Investasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap dengan Sistem On-Grid di Pabrik Minuman Siap Saji. 27(1), 27. https://doi.org/10.46984/sebatik.v27i1.2246

Peters, M. S., Timmerhaus, K. D., & West, R. E. (2003). Plant Design and Economics for Chemical Engineers.

PT. PLN Director Regulation number 0299.P/DIR/2016 (2016).

Rachadian, F. M., Agassi, A., & Sutopo, W. (2013). ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN FRAIS BARU PADA CV. XYZ. Dalam J@TI Undip: Vol. VIII (Nomor 1).

Ray, P. A. K., Wibowo, R. S., & Pamuji, F. A. (2021). Studi Kelayakan Pemasangan PLTS 80 KW pada Sistem Kelistrikan PT. Indonesia Kendaraan Terminal. Jurnal Teknik ITS, 10(1), B1–B7.

Rayaprolu, K. (2009). BOILERS for POWER and PROCESS. Taylor & Francis Group.

Ridwan, A. F., Romli, Z., & Soeroto, W. M. (2022). ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PENGGANTIAN SECONDARY CRUSHER PADA PT BERAU COAL SITE BINUNGAN. Sebatik, 26(1), 1–8. https://doi.org/10.46984/sebatik.v26i1.1832

Sefila Putri, E., & Wisudanta, W. (2016). Struktur Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur di Indonesia Penunjang Pertumbuhan Ekonomi. Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia, 222–228.

Suandi, S., & Chayati, N. (2018). STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO (PLTM) PONGKOR. Jurnal Universitas Muhammadiyah Jakarta, 1–8.

Sucipto, A. (2011). Studi kelayakan bisnis: Analisis intregratif dan studi kasus. UIN-Maliki Press.

Zamri, A., Yetri, Y., Teknik Manufaktur, P., Teknik Mesin, J., Negeri Padang, P., & Teknik Mesin, P. (2020). Modifikasi Kapasitas Belt Conveyor Dari Kapasitas 400 Ton/Jam Menjadi 600 Ton/jam Di Indarung IV PT. Semen Padang. Jurnal Teknologi Manufaktur, 12(02).

Published

2024-06-29

How to Cite

Septian, A., Utomo, R. S. and Reza, A. M. (2024) “Analisis Kelayakan Investasi Modifikasi Konveyor dan Dermaga Bongkar Muat Batu Bara PLTU Sebalang 2 x 100 MW”, Sebatik, 28(1), pp. 18–26. doi: 10.46984/sebatik.v28i1.2384.

Issue

Section

Articles