ISOLASI DAN IDENTIFIKASI POPULASI BAKTERI ICE NUCLEATION ACTIVE PADA JERUK KEPROK SOE DI DATARAN TINGGI MUTIS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Authors

  • Hildegardis Missa Program Studi Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Katolik Widya Mandira
  • Anselmus Boy Baunsele Program Studi Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Katolik Widya Mandira

DOI:

https://doi.org/10.46984/sebatik.v23i2.790

Keywords:

Isolasi, Identifikasi, Bakteri, Ice Nucleation, Jeruk Keprok

Abstract

pada Jeruk Keprok Soe di dataran tinggi  Mutis ini akan memberikan informasi kebaruan bakteri INA di daerah tropis. Penelitian lanjut mengenai bakteri INA perlu dilakukan, mengingat dampak buruk bagi pertanian akibat luka beku yang disebabkan karena aktivitas ice nucleation. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui populasi bakteri INA,  mengetahui estimasi populasi bakteri INA, uji aktivitas ice Nucleation Active dan mengetahui kelas protein INA. Pengambilan sampel tanaman Jeruk Keprok Soe menggunakan metode purposive sampling pada tiga ketinggian yaitu 2000, 2100, dan 2200 m dpl. Isolasi bakteri dilakukan dengan metode spread plate pada media Kings’B, aktivitas nukleasi es ditentukan dengan metode tube nucleation test. Estimasi populasi bakteri INA dilakukan dengan metode multiple-tube nucleation test formula Thomas seri 3.3.3. Hasil penelitian menunjukan bahwa populasi bakteri INA yang ditemukan pada daun jeruk keprok soe di dataran tinggi mutis tergolong tinggi yaitu  6 x 103/g hingga 1,2 x 104 /g daun. hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tempat maka semakin tinggi populasi bakteri INA yang ditemukan. Berdasarkan suhu pembentukan es, terdapat dua isolat bakteri , yaitu 2 sampel mengalami pembekuan pada suhu -7oC dengan kelas protein INA B, sedangkan 6 sampel membeku pada suhu -10oC dengan kelas protein INA C.

References

Arwiyanto, T. 2009. Bakteri Penyebab Penyakit Tumbuhan sebagai Lawan dan sebagai Kawan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Atlas, R. M. 2015. Handbook of Microbiological Media Fourth Edition.
Baertlein, D. A., Lindow, S. E., Panapoulos, N. J.M., Lee, S. P., Min-drinos, M. N. and Chen, T. H.H. 1992.Expression of bacterial ice nucleation gene in plants. Plant Physiology 100:1730- 1736
Cazorla, F.M., Olalla L., Tores J.A., Perez-Garcia A.,Codina J.C., and de Vicente A. 2012. A method for estimation of population densities of ice nucleation active Pseudomonas syringae in buds and leaves of mango. J.Appl. Bacteriol. 79: 341-346.
Edwars. A.R., Ronald, A., Wichman, H.A., and Orser C.S. 2014. Unusual pattern of bacterial ice nucleation gene evolution. Mol. Biol. Evol. 11:911-920.
Gurian-Sbennan, D., and Lindow S. E. 2013. Bacterial Ice Nucleation: Significance and Molecular Basis. Proc. Fla. State. Hort. Soc.J. 7:1338-1343.
Hirano, S.S., Baker, L.T., and Christian, D.U. 2015. Ice Nucleation of individual leaves in relation to populatioan sizes of ice nucleation active bacteria and frost injury. Plant. Physiol. 77:259-265
Karno. R., Sutarno., and Susilowati, A. 2014. Estimasi Populasi Bakteri Ice Nucleation Active Pada Tumbuhan di Jalur Pendakian Cemoro Sewu Gunung Lawu. El-Vivo. 2:67–72.
Kieft T.L. and Ruscetti T. 2011. Characterization of biological ice nuclei from a lichen. J. Bacteriol.172:3519-3523.
King, E.O., Ward M.K., and Raney E.D. 2014. Two simple media for the demonstration of pyocyanin and fluorescein. Journal of Laboratory and Clinical Medicine 44: 301-307.
Latifah, N. H. 2014. Isolasi dan Estimasi Populasi Bakteri Ice Nucleation Active Pada Tumbuan Lumut di Jalur Pendakian Cemoro Sewu Gunung Lawu. Skripsi. UNS-FMIPA Jur. Biologi- M.0409042-2014
Lindow, S.E., Hirano, S.S., Barchet, W.R., Arny, D.C., and Upper, C.D. 2012. Relationship beetween ice nucleation frequency of bacteria and frost injury. Plants Physiology 70: 1090-1093.
Lindow, S.E., Arny, D.C., and Upper, C.D. 2013. Distribution of ice nucleation active on plants in nature. Appl. Environ. Microbiol. 36:831-838.
Missa, H. 2016. Isolasi Dan Karakterisasi Molekuler Gen Penyandi 16s Rrna Bakteri Selulolitik Dari Kotoran Sapi Bali (Bos Sondaicus) Di Timor Tengah Selatan. Tesis. UNS-Pascasarjan Prodi. Biosain- S901408004-2016
Missa, H. (2016). Diversity and phylogenetic relationship of cellulolytic bacteria from the feces of Bali Cattle in South Central Timor, East Nusa Tenggara, Indonesia. Biodiversitas, Journal of Biological Diversity, 17(2), 614–619. https://doi.org/10.13057/biodiv/d170232
Morris, C.E., Sands D.C., Bardin M., JaenickeR., VogelB., LeyronasC., Ariya P.A., and PsennerR. 2009. Microbiology and Atmospheric Processes: an Upcoming Era of Research on Bio-meteorology. Biogeosciences Discuss 5:191-212.
Rostami, Mahdieh, Nader Hasanzadeh, Pejman Khodaygan, and Ali Riahi- Madvar. 2018. “Ice Nucleation Active Bacteria from Pistachio in Kerman Province , Iran.” : 51–58.
Ruggles, J.A., Marshall M.N., and Fall R. 2013. Kinetics of Appearance and Disappearance of Classes of Bacterial Ice Nucleation Support and Agregation Model for Ice Nucleus Assembly. J. Bacteriol. 175:7216-7221.
Stephanie, and Diana Elizabeth Waturangi. 2012. “Distribution of Ice Nucleation-Active (INA) Bacteria from Rain-Water and Air.” HAYATI Journal of Biosciences 18(3): 108–12. http://dx.doi.org/10.4308/hjb.18.3.108.

Utami, A. W. 2014. Isolasi Dan Uji Aktivitas Bakteri Ice Nucleation Active Pada Tumbuhan Berdaun Jarum Di Jalur Pendakian Cemoro Sewu Gunung Lawu. El-Vivo. 3 (1):6-10
Wahyudi, A.T. 2015. Pembentukan Inti Es oleh Bakteri. Hayati 2:55-59.
Waturangi, D.E., and Amelia T. 2009. Isolation, Characterization and Genetic Diversity of Ice Nucleation Active Bacteria on Various Plants. Hayati 16 (2):54-58.
Yuningsih. 2015. Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri INA (Ice Nucleastion Active) Pada Tumbuhan Paku di Jalur Pendakian Cemoro Sewu Gunung Lawu. Skripsi. UNS-FMIPA Jur. Biologi- M0409070-2015.

Downloads

Published

2019-12-01

How to Cite

Missa, H. and Baunsele, A. B. (2019) “ISOLASI DAN IDENTIFIKASI POPULASI BAKTERI ICE NUCLEATION ACTIVE PADA JERUK KEPROK SOE DI DATARAN TINGGI MUTIS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR”, Sebatik, 23(2), pp. 403–407. doi: 10.46984/sebatik.v23i2.790.