KESANTUNAN BERBAHASA PARA PASANGAN CALON DALAM DEBAT CALON GUBERNUR-WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA KAJIAN SOSIOPRAGMATIK

Authors

DOI:

https://doi.org/10.46984/sebatik.v25i1.969

Keywords:

Kesantunan Berbahasa, Para Paslon , Debat Pilkada DKI Jakarta

Abstract

Penelitian ini menjelaskan tingkat kesantunan berbahasa para pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dari segi, jenis tindak tutur, gaya dan majas yang dituturkan, strategi bertutur, dan  penerapan prinsip kesantunan oleh para paslon tersebut dalam Debat Pilkada DKI Jakarta. Berdasarkan hasil analisis data, didapat empat simpulan. Pertama, ditemukan lima jenis tindak tutur oleh para paslon dalam debat Pilkada DKI Jakarta, yaitu  jenis tindak tutur ekspresif, dalam bentuk menyindir, mengkritik, mengeluh, mengecam; jenis tindak tutur representatif, dalam bentuk menyatakan, melaporkan, membual, menyebutkan, menjelaskan, memberitahukan; jenis tindak tutur direktif, dalam bentuk mempengaruhi, mengajak, menghimbau, memaksa, meyakinkan, meminta, menawarkan; jenis tindak tutur komisif, dalam bentuk  menjanjikan; dan jenis tindak tutur deklaratif, dalam bentuk  melarang. Jenis tindak tutur yang paling dominan digunakan adalah tindak tutur ekspresif dengan bentuk menyindir. Kedua, ditemukan tiga jenis majas sebagai pengungkap gaya berbahasa oleh para paslon, yaitu majas sarkasme, majas sinisme, dan majas ironi. Majas yang paling dominan digunakan adalah ironi. Ketiga, ditemukan empat strategi bertutur yang digunakan oleh para paslon, yaitu strategi bertutur, terus terang tanpa basa-basi, kesantunan negatif, kesantunan positif, dan strategi samar-samar. Strategi yang dominan digunakan oleh parapaslon adalah bertutur terus terng tanpa basa-basi (strategi bertutur langsung).Keempat, ditemukan pelanggaran secara dominan terhadap penggunaan enam prinsip kesantunan berbahasa dalam Debat Pilkada DKI Jakarta, yaitu pelanggaran terhadap prinsip kebijaksanaan, kedermawanan, pujian, kerendahan hati, kesepakatan, dan  prinsip kesimpatikan, sedangkan  pematuhannya sedikit sekali digunakan. Berdasarkan persentase temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan unsur kesantunan para paslon dalam Debat Pilkada DKI berada dalam tingkat keterancaman muka ‘agak tinggi’ dengan kategori ‘kurang santun”.

 

References

Afrizal.2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Agustina. 2017. Pragmatik dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Padang: IKIP Padang.
Asidi, D. 2015. Komunikasi Lisan. Yogyakarta: PD. Lukman
Chaer, A dan Leonie A. 2012 .Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dicket, C. 2011. Formal forms er verbal strategis? Politeness theory and Japaness business etiquette training, Journal pragmatic, Vol. 10, No 10, pp. 5-6
Grebelsky, T. 2014. The role of verbal and nonverbal behaviuor Televised political debates, Journal published online, Vol. 10, No 15, pp. 16-17.
Halid, E. 2011. Santun Berbahasa. Padang: Sukabina Press.
Joseph, C. 2011. The use of demonstrative and context activation in catalan parliamentary debate, Journal pragmatic, Vol. 10, No 16, pp. 27-28.
Keraf, Gorys. 2014. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Markhamah, dan Atiqa S. 2013. Analsisis Kesalahan dan Kesantunan Berbahasa. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Papacharissi, Z. 2014. Democracy online: civility politeness and the democratic potential political discussions groups, Journal of published, Vol. 23, No 2, pp, 4-6.
Rakzadian, M. 2012. Politeeness principle in 2008 presidential debates between Mc Cain and Obama, Journal of social sciences, Vol. 3, No 3, pp, 2-6.
Smith, S. 2011. Honorifics Politeness an power in Japaness political, Journal pragmatic, Vol. 10, No, 6, pp, 12-16.
Tarigan, H. G. 2011. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wacker, M. 2011. That is your evidence? Classifying stance in online political debate, Journal pragmatic, Vol. 10, No 13, pp, 12-16.
Wareing, S. dan Linda T. 2013.Bahasa Masyarakat dan Kekuasaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yethin, N. 2015. A pragmatics analysis of derogration in the discourse of political criticism in the Turkish grand national assembly, Journal faculty, Vol. 2, No 10, pp, 35-36.
Zamzani, dkk. 2012. Pengembangan Alat Ukur Kesantunan Bahasa Indonesia dalam Interaksi Sosial Bersemuka dan Non Bersemuka. Laporan Penelitian Hibah Bersaing (Tahun Kedua). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Published

2021-06-01

How to Cite

Aziz, A. (2021) “KESANTUNAN BERBAHASA PARA PASANGAN CALON DALAM DEBAT CALON GUBERNUR-WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA KAJIAN SOSIOPRAGMATIK”, Sebatik, 25(1), pp. 154–172. doi: 10.46984/sebatik.v25i1.969.

Issue

Section

Articles